Kecerdasan Artifisial & Humaniora Digital

Sesi ini mengkaji bagaimana AI mengubah proses pendidikan, cara kita mengakses informasi, dan membentuk ulang produksi pengetahuan. Secara spesifik, sesi ini akan membedah bagaimana penggunaan AI di ruang-ruang belajar dan pengajaran berdampak pada peran guru, kurikulum, hingga hak atas pendidikan yang adil dan setara di Indonesia.

Sesi ini membahas bagaimana data dikumpulkan, disimpan, dan diolah dalam struktur digital yang kini menjadi infrastruktur utama dalam masyarakat. Fokus utamanya adalah pada dimensi politik dan kekuasaan yang tersembunyi dalam arsitektur data—termasuk kepemilikan data, kedaulatan digital, dan peran big tech dalam membentuk infrastruktur publik.

Kuliah umum ini akan membahas peran kecerdasan artifisial (AI) dalam mentransformasi sektor publik di Indonesia. AI merupakan peluang strategis untuk mempercepat pelayanan publik, memperkuat birokrasi, dan memperluas akses bagi masyarakat. Diskusi akan menyoroti aspek inklusivitas, keamanan serta interoperabilitas data, dan keberlanjutan sebagaimana digariskan dalam Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional. Selain itu, akan dibahas urgensi regulasi sektoral, standarisasi, serta interoperabilitas data lintas instansi untuk memastikan implementasi AI yang adil, transparan, dan efektif.

AI dan sistem digital semi-otomatis dalam dunia seni dan budaya kontemporer. Dengan mempelajari studi kasus dan referensi historis, peserta akan memahami bagaimana teknologi digital otomatis membentuk masa depan seni kontemporer dari sisi estetika, etika, bahasa, hingga pasar seni. Sesi ini dimulai dengan tinjauan terhadap peran perangkat lunak cerdas semi-otomatis dalam seni kontemporer dan budaya visual. Selanjutnya, peserta akan mempelajari proses machine learning berbasis database GAN (Generative Adversarial Networks) serta sistem prompt AI seperti OpenAI, Midjourney, Stable Diffusion, dan Imagen dan bagaimana teknologi-teknologi ini telah diterapkan dalam seni media dan pasar seni digital.

Green AI adalah pendekatan kritis terhadap pengembangan kecerdasan buatan yang menekankan keberlanjutan, efisiensi energi, dan transparansi. Dalam era di mana pelatihan model-model AI skala besar seperti GPT, Imagen, dan Stable Diffusion memerlukan konsumsi energi dan sumber daya yang sangat besar, penting untuk memahami dampak lingkungan dari teknologi ini. Sesi ini juga akan menawarkan kerangka kerja Green AI sebagai jembatan menuju teknologi yang lebih adil secara ekologis dan sosial.

Sesi ini membedah fondasi normatif dari AI yang berpusat pada manusia. Fokusnya pada bagaimana nilai-nilai dasar seperti martabat manusia (human dignity), keadilan sosial, dan tanggung jawab moral dapat diterjemahkan ke dalam praktik desain AI. Sesi ini menggabungkan perspektif filsafat teknologi, etika, dan regulasi AI sebagai acuan untuk menilai desain yang adil dan aman. Sesi ini mengkaji bagaimana AI dapat didesain secara etis dan inklusif dengan menempatkan aspek-aspek ‘kemanusiaan’ sebagai pusat pengembangan teknologi.

Sesi ini mengkaji bagaimana berbagai paradigma dan pendekatan/mazhab pengembangan AI di berbagai negara membentuk arah masa depan teknologi ini. Secara spesifik, sesi ini akan membedah bagaimana posisi Indonesia terhadap AI berkemungkinan dipengaruhi oleh paradigma dan pendekatan/mazhab di tingkat global, serta tantangan dan peluang dalam merumuskan kebijakan dan inovasi AI yang kontekstual dan berdaulat.